Mamayu Hayuning Bawono, UPN Jogja Garap Ekowisata Mangrove di Pantai Selatan
Ketika SSHBX menetapkan Pintu Gerbang DIY menghadap Samudera Hindia dan Mamayu Hayuning Bawono menjadi tekad pembangunan di DIY maka sepanjang pantai selatan DIY merupakan etalase yang seharusnya indah dipandang nyaman dirasa dan harmoni kehidupan ekosistem terjaga kelestariannya. Namun pada kenyataannya gelombang samudera menyebabkan abrasi pantai selatan, dan kehidupan masyarakat pesisir pantai belum dapat dikatakan sejahtera.
Tim Pengabdian Masyarakat UPN “Veteran” yang terdiri dari Dr Johan Danu Prasetya, S.Kel, M.Si; Dr Purbudi Wahyuni, MM; Dra. Istiana Rahatmawati, M.Si dan Tiara Sarastika S.Si, M.Sc berupaya ikut serta mewujudkan visi Jogja Istimewa dengan kearifan lokalnya tersebut.
Lokasi pengabdian di Pantai Pasir Mendit Desa Jangkaran Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo yang merupakan wilayah terujung bagian barat Provinsi DIY. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan-kegiatan penelitian dan pengabdian bagi masyarakat terdahulu dengan dana Hibah dari LPPM UPN “Veteran” Yogyakarta. Diawali dengan penelitian tentang Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove di Kulonprogo dengan Menggunakan Analitycal Hierarchy Process pada tahun 2018; Kemudian Peningkatan Keberdayaan Pada Kelompok Pelestari Ekosistem Mangrove Wanatirta Melalui Ekowisata Mangrove di Dusun Pasir Mendit, Desa Jangkaran, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2022 dan
Peningkatan Kapasitas Pengelola Ekowisata Mangrove Berbasis Teknologi Komunikasi Pada Kelompok Pelestari Ekosistem Mangrove Wana Tirta Dusun Pasir Mendit, Desa Jangkaran, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo tahun ini 2023. Hasil kegiatan tersebut di atas telah diseminarkan dan dipublikasikan dengan judul “Mangrove Ecosystem Management at Local Community in Jangkaran, Kulonprogo using Hierarchy Analysis (2018); Hirarki Pengelolaan Ekowisata Mangrove di Desa Jangkaran, Kabupaten Kulon Progo(2018); Restorasi Kawasan Ekowisata Mangrove Wanatirta Dusun Pasir Mendit Kabupaten Kulon Progo Pasca Pandemi Covid 19 (2022) dan Ekosistem Mangrove Usaha Menjaga Keberlanjutan Demi Masa Depan (2022).
UPN ”Veteran” sebagai kampus Bela Negara dengan sesanti Widya Mwat Yasa yang artinya mendharma bhaktikan ilmu pengetahuan dengan hati tulus suci bagi pembangunan Indonesia sadar dan peduli akan sumberdaya alam Indonesia yang masih belum terkelola dengan baik dan optimal. Terkhusus sumberdaya alam dari lautan Indonesia yang luasnya tiga perempat dari seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Energi terbarukan dari gelombang, energi tenaga surya, energi tenaga angin, transportasi dan pertahanan keamanan belum tertangani bahkan penduduk miskin Indonesia mayoritas adalah masyarakat tani nelayan yang hidup di pantai pinggir laut Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia yang terdiri dari 17 ribu lebih pulau pulau memiliki pantai terpanjang ke dua di dunia (setelah Canada) dan merupakan pantai terpanjang yang produktif di dunia. Lokasi geografis Indonesia pada pertemuan tiga lempeng bumi yang aktif dan memiliki deretan gunung api sehingga dikenal dengan sebutan ring of fire Indonesia menjadikan Indonesia berada pada posisi yang rawan bencana alam gunung api dan bencana gelombang laut bahkan Tsunami.
Salah satu upaya untuk menahan gelombang laut yang menyebabkan abrasi adalah dengan penanaman mangrove. Mangrove selain sebagai penahan alami gelombang laut juga mempunyai banyak fungsi lain baik fungsi dari aspek ekolologi maupun ekonomi. Penanaman mangrove dapat membangun ekosistem wilayah pantai yakni sebagai spawning ground, nursery ground dan feeding ground. Spawning ground ini adalah daerah dimana merupakan tempat pemijahan bagi organisme air untuk melakukan sebagian dari siklus reproduksinya. Nursery ground ini merupakan daerah asuhan bagi organisme yang masih kecil atau muda sebelum menjadi dewasa dan feeding ground ini adalah daerah untuk mencari makan bagi suatu organisme. Upaya tersebut sangat penting dalam prinsip berkelanjutan dalam pemanfaatan sumber daya kelautan yang mana fungsi utamanya untuk mempertahankan populasi dan mendukung ekosistem wilayah pantai.
Tim Pengabdian LPPM UPN “Veteran” Yogyakarta telah membersamai kelompok masyarakat Wana Tirta pelestari Mangrove Pasir Mendit ikut melakukan konservasi sejak tahun 2018 dan menjadikan Pasir Mendit sebagai laboratorium alam Teknik Lingkungan FTM UPN “Veteran” Yogyakarta. Pendampingan dilakukan dalam mewujudkan Wisata Edukasi dan Konservasi yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pelestari mangrove dan meningkatkan perekonomian Daerah. Kendala yang dihadapi adalah lokasi posisi Pasir Mendit yang seolah terisolir di ujung terbarat Daerah Istimewa Yogyakarta berbatas badan sungai Bogowonto Jawa Tengah. Akses menuju lokasi relatif sulit ditemukan karena akses jalan yang lebih banyak menuju kearah timur lokasi Pasir Mendit. Kemajuan teknologi dapat mengatasi pencarian lokasi; petunjuk jalan serta berbagai informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu tujuan pengabdian masyarakat kali ini adalah meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia melalui pembelajaran penggunaan digital marketing dalam pengelolaan Ekowisata mangrove.
Untuk ini telah dilakukan pelatihan pemanfaatan media sosial dan digital marketing, pemberian perangkat dan telah dibuatkan web untuk operasional digital marketing dan pendampingan dalam pembuatan konten, antara lain pembuatan video pelepasan tukik oleh Tim UPN didampingi Dinas Kelautan dan Perikanan dan Kelompok pelestari Mangrove di Pasir Mendit dan profile Mbah Warso Ketua Kelompok dengan sejarah Wana Tirta kelompok pelestari mangrove dan ekosistem.
Upaya Mamayu Hayuning Bawono sedang dan akan terus dilakukan di Kawasan mangrove Pasir Mendit. Perkembangan terus berlanjut. Namun demikian masih banyak yang harus disiapkan untuk menjadikan Ekowisata Mangrove Pasir Mendit sebagai Kawasan wisata bertaraf internasional.
Sarana pendukung wisata masih sangat minim dengan tidak adanya mushola, toilet dan lahan parkir yang memadai. Selain itu sangat diperlukan Penataan Kawasan pantai untuk terwujudnya pembangunan berkelanjutan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan adanya tambak tambak udang yang semakin bertumbuh di Kawasan pantai. Tim pengabdian masyarakat UPN “Veteran” akan tetap melanjutkan kegiatan konservasi dan ekowisata mangrove di Pasir Mendit ini untuk penguatan Lembaga dan peningkatan kapasitas Sumberdaya manusia pengelola wisata dengan menggandeng instansi/Lembaga yang peduli Jogja Istimewa dengan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan. Wilayah pantai pasir mendit ini merupakan Paku Alam Ground oleh karenanya besar harapan tim Pengabdian Masyarakat UPN "Veteran" Yogyakarta suatu saat Sri Paduka Paku Alam IX dan ibu ratu berkenan hadir memberi semangat kepada pelestari mangrove dan ekosistem di Pantai Pasir Mendit.